English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 28 Oktober 2014

Uji Enzim Amilase melalui Air Ludah (Saliva)



LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

Uji Enzim Amilase melalui Air Ludah (Saliva)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum
Fisiologi Hewan yang diampu oleh Ibu Siti Nurkamilah, S.Pd


Disusun oleh :

1.
Wajih Lukmanul Hakim
12541038
2.
Ridwan Abdussalam
12541055
3.
Fuji Nurlela Agustin
12541060
4.
Agnes Septiani
12542001
5.
Nurul Hidayah
12542002
6.
Eka Sumpena
12542011

Kelas 3-B
 





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)  GARUT
Jalan Pahlawan No.32 Telp (0262)233556
Tarogong- Garut
2014




A. Judul 
       Judul praktikum ini adalah uji enzim amilase melalui air ludah/saliva. 

B.Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap aktifitas enzim amilase ( saliva ) di lihat dari perubahan warna.

C.       Alat Dan bahan 

Alat yang digunakan :

1.        Pembakar spirtus

2.        Kaki 3

3.        Labu erlenmeyer

4.        6 tabung reaksi

5.        Rak tabung reaksi

6.        Gelas ukur

7.        Pipet tetesTermometer

8.        Kasa 

9.        Gelas kimia

Bahan Yang digunakan :

1. Air pati (Amilum)      

2.        Saliva 50 ml

3.        Benedict
 


D.      Langkah kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.        Sediakan alat dan bahan
2.        Masukan air  sebanyak 50 ml kedalam 3 buah gelas kimia kemudian diberi label A,B dan C
3.        Dalam praktikum ini adanya 3 perlakuan, perlakuan pertama  Gelas kimia yang berlabel  A dibiarkan tidak diberikan perlakuan khusus, pada gelas kimia berlabel B di panaskan hingga suhu stabil pada 32 derajat celsius, dan sedangkan pada gelas kimia berlabel C di panaskan hingga suhu 80 derajat celsius.
4.        Sambil menunggu perlakuan ke 3 gelas kimia, selanjutnya masukan 5ml amilum kedalam 6 tabung reaksi kemuadian masing masing 2  tabung reaksi diberi label A, B dan C.
5.        Pisahkan Tabung reaksi  yang sudah di beri label A , B dan C
6.        Untuk tabung yang berlabel A di masukan kealam gelas kimia berlabel A, Untuk tabung yang berlabel B dimasukan ke dalam gelas kimia berlabel  B setelah suhu seimbang 32 derajat celcius, dan Untuk 2 tabung reaksi yang berlabel C dimasukan ke dalam gelas kimia yang berlabel C yang sudah stabil pada 80 derajat selsius.
7.        Tunggu selama 10 menit.
8.        Kemudian masukan 15 tetes saliva yang telah disaring oleh kain kasa ke dalam 6 tabung reaksi, baik itu label A, B maupun C
9.        Setelah itu masikan 2 tetes benedic ke dalam 6 tabung reaksi itu baik itu label A, B dan C.
10.    Tunggu selama 5 menit, kemudian amati perubahannya. Semakin biru larutan di tandakan dengan tanda +
11.    Kemudian amati 5 menit berikutnya dengan membeikan kembali 2 tetesan benedic pada 6 tabung reaksi itu baik berlabel A, B maupun C , perlakuan ini di lakukan terus menerus sampai 5 menit ke 10.
12.    Tuliskan hasil yang didapat pada kolom yang telah disediakan.



E.      Landasan Teori
       Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein. Berat molekul enzim pun sangat beraneka ragam, meliputi rentang yang sangat luas (Suhtanry & Rubianty, 1985).
         Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masingmasing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan. Enam golongan tersebut ialah (Poedjiadi, 2006):
1. Oksidoreduktase
2. Transferase
3. Hidrolase
4. Liase
5. Isomerase
6. Ligase
         Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjadi, 2006).
Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produktidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya (Salisbury, 1995).
Sebagai mana protein pada umumnya, molekul enzim juga mempunyai struktur tiga dimensi. Diantaranya jenis-jenis struktur tersebut, hanya satu saja yang mendukung fungsi enzim sebagai biokatalisator, diantaranya jenis-jenis struktur tersebut, diperlukan suhu dan pH yang sesuai. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi, enzim akan kehilangan sifat dan kemampuannya (Sadikin, 2002).Secara dingkat, sifat-sifat enzim tersebut antara lain (Dwidjoseputro, 1992) :
1. Berfungsi sebagi biokatalisator
2. Merupakan suatu protein
3. Bersifat khusus atau spesifik
4. Merupakan suatu koloid
5. Jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
6. Tidak tahan panas
              Fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi baik didalam maupun diluar sel. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Suatu enzim dapat bekerja 108 sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis. Enzim bekerja sebagai katalis dengan cara menurunkan energi aktifasi, sehingga laju reaksi meningkat (Poedjadi, 2006).
Enzim-enzim hingga kini diketahui berupoa molekul-molekul besar yang berat molekulnya ribuan. Karena enzim tersebut dilarutkandalam air, maka akan menjadi suatu koloid Beberapa enzim, diketahui memiliki kemampuan untuk mengubah substrat menjadi hasil akhir dan sebaliknya, yaitu mengubah kembali hasil akhir menjadi substrat jika kondisi lingkungan berubah. Contohnya adalah enzimenzim dari golongan protease dan urase serta beberapa jenis enzim lainnya (Dwidjoseputro, 1992).
            Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa (Salisbury, 1995).Seperti halnya katalisator, enzim juga dipengaruhi oleh temperatur. Hanya saja enzim ini tidak tahan panas seperti katalisator lainnya. Kebanyakan enzim akan menjadi non aktif pada suhu 50o C (Poedjiadi, 2006).
            Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah (Dwidjoseputro, 1992) :
1.      Suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.
2.      pH
Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein.
3.      Konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.4. konsentrasi substrat hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupun konsenrasi substrat diperbesar.
4.      Zat-zat penghambat
Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan.Dalam banyak sistem akibat suhu tes reaksi enzim adalah mirip dengan tabiat bahwa laju reaksi meningkat dengan kenaikan suhu dan akhirnya enzim kehilangan semua aktivitas jika protein menjadi rusak akibat panas. Banyk enzim berfungsi optimal dalam batas-batas suhu antara 25-370C. Akibat dari pH terhadap suatu reaksi enzim menjadi rumit oleh beberapa factor yang dapat saling bersaing. Laju rekasi berkurang di kedua sisi pH optimum untuk setiap kombinasi dari tiga alasan yang mungkin (Page, 1989) :
 


F.      Hasil Penelitian
1.        Pada suhu ruangan (24oC)
Waktu
Perubahan Warna
5 menit ke 1 
+
5 menit ke 2
++
5 menit ke 3
+++
5 menit ke 4
++++
5 menit ke 5
++++
5 menit ke 6
+++++
5 menit ke 7
+++++
5 menit ke 8
++++
5 menit ke 9
+++
5 menit ke 10
++
Keterangan : + : Tanda yang menandakan warna biru

2.    Pada Suhu 37 – 38oC
Waktu
Perubahan Warna
5 menit ke 1 
++++
5 menit ke 2
++++
5 menit ke 3
++++
5 menit ke 4
++++
5 menit ke 5
++++
5 menit ke 6
++++
5 menit ke 7
++++
5 menit ke 8
++++
5 menit ke 9
++++
5 menit ke 10
++++
Keterangan : + : Tanda yang menandakan warna biru
3.      Pada Suhu lebih dari 80oC
Waktu
Perubahan Warna
I
II
5 menit ke 1 
Biru
Biru
5 menit ke 2
Biru ada kuning
Biru
5 menit ke 3
Biru kuning dan ada bagian yang bening
Biru kuning dan ada bagian yang bening
5 menit ke 4
Biru kuning
Biru bening hijau
5 menit ke 5
Biru hijau coklat
Biru ada gumpalan putih
5 menit ke 6
Coklat hijau muda
Hijau memudar ada gumpalan coklat
5 menit ke 7
Coklat hijau
Hijau memutih coklat muda
5 menit ke 8
Coklat putih hijau
Hijau coklat biru
5 menit ke 9
Coklat pucat
Hijau coklat memudar
5 menit ke 10
Coklat ada gumpalan yang mengendap
Endapan mulai memudar




G.      Pembahasan
Praktikum uji enzim amilase melalui air ludah atau saliva ini bertujuan untuk mengetahui kandungan enzim amilase pada air ludah. Uji ini dilakukan dengan menggunakan tiga perlakuan pada penempatan suhu yang berbeda-beda yaitu pada suhu normal (24oC), pada suhu 37-38oC dan pada suhu maksimum sekitar > 80oC.
Pada suhu normal (24oC), keadaan larutan amilum berwarna putih, selang lima menit kemudian ditetesi saliva dan larutan benedict sehingga menyebabkan perubahan warna sampai lima menit ke sepuluh. Perubahan warna tersebut mula-mula berwarna biru muda menjadi biru tua dan kembali menjadi biru muda serta terdapat endapan berwarna putih di bawahnya.
Pada suhu 37-38oC, keadaan larutan amilum tetap bertahan pada warna biru sampai lima menit kesepuluh.Sedangkan pada suhu maksimum (> 80oC), keadaan larutan amilum pada dua tabung yang berbeda memiliki perubahan warna yang terdapat perbedaan juga, terutama dalam hal adanya gumpalan berwarna putih seperti saliva yang lama kelamaan menjadi berwarna coklat muda.
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat kita ketahui, bahwa :
·      Protein enzim dapat mengalami denaturasi akibat pH ektrem tinggi atau rendah.
·      Protein enzim dapat memerlukan gugus-gugus asam amino yang terionisasi pada rantai samping yang mungkin aktif hanya pada suatu keadaan ionisasi.
·      Substrat dapat diperoleh atau kehilangan proton dan reaktif dalam hanya satu bentuk muatan.Kelebihan enzim sebagai katalis antara lain (Suhtandry, 1985) :
a.    mempunyai tenaga katalitik yang jauh lebih besar.
b.    Spesifikasi pada substrat sangat besar sekali.
c.    Mempercepat reaksi tanpa produksi samping
d.   Berjalan pada suhu temperatur normal
e.    Bekerja dengan urutan reaksi tertentu
f.     Reaksi menyimpan dan menghasilkan reaksi kimia lain.

H.       Kesimpulan
pada suhu sangat rendah aktivitas enzim dapat terhenti secara reversibel. Kenaikan suhu lingkungan akan meningkatkan energi kinetik enzim dan frekuensi tumbuhan antara molekul enzim dan substrat.
Pada suhu ruangan (24oC) aktifitas enzim terhenti secara reversibel dilihat karena adanya endapandan warna biru dari beneditc yang tidak berubah.
Pada Suhu 37 – 38oC aktifitas enzim bekerja secara optimum karena tidak terlihat gumpalan saliva yang terlihat hanya gumplan amilum.

Pada Suhu lebih dari 80oC terjadinya denaturasi enzim, dilihat dari perubahan warna yang kecoklatan dan penggumpalan saliva



I.      Jawaban soal
1.        Apa fungsi enzim amilase dan organ apa saja yang menghasilkannya?
Fungsi enzim amilase adalah mengubah amilum menjadi glukosa dan maltos, organ yang menghasilkan adalah grandula sub mandibularis, parotis dan sub lingualis, enzim ini juga terdapat di dalam usus halus.
Enzim amilase berfungsi memecah karbohidrat rantai panjang seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana maltosa sehingga mempermudah perjalanan kebagian bagian organ pencernaan lainnya. Di dalam mulut yang tercampur dengan air liur mengandung enzim amilase  ( ptyalin ) yang dihasilkan di daerah rongga mulut.

2.        Apa fungsi saliva pada pencernaan makanan:
Fungsi saliva adalah :
a.    Membasahi makanan
b.    Membunuh mikroorganisme
c.    Membantu menelan
d.   Membersihkan dan membantu memelihara kesehatan rongga mulut
e.    Mencerna secara kimia amilum menjadi glukosa dan maltosa

Di dalam rongga mulut terdapat saliva yang di hasilkan oleh kelenjar ludah yang mana berfungsi untuk membasahi makanan agar mudah di kunyah dan ditelan. Air ludah juga mengandung enzim ptyalin yang mengubah karbohidrat atau glukosa kompleks, menjadi disakarida yaitu gula sederhana agar mudah di proses lebih lanjut.

3.    Coba jelaskan urutan hidrolisis amilum!
a.       Di rongga mulut amilum sudah mulai mengalami pencernaan oleh enzim ptyalin yang terdapat di dalam air liur ( saliva ). Amilum yang dicerna didalam mulut berubah menjadi lebih halus yang disebut bolus.
b.      Bolus ditelan kedalam gaster. Di dalam gaster proses pencernaan amilum dan ptyalin tetap berlangsung.
c.       Didalam lambung tidak ada enzim yang dapat memecah karbohidrat. Jika makanan yang dimakan hanya terdiri dari karbohidratsaja maka akan tinggal di dalam gaster selama 2 jam. Dan segera di teruskan ke duodenum. Bolus yang merupakan gumpalan padat sekarang menjadi lebih cair disebut chimus.
d.      Di duodenum chymus dicampur dengan sekresi pancreas yang mengandung enzim amylopepsin.
e.       Karbohidrat yang tidak dapat dicerna di alirkan terus ke colon dan dibantu dengan mikroba yang terdapat di dalam usus melalui proses fermentasi dan menghasilkan energi untuk keperluan mikroba tersebut. Fermentasi yang meningkat di dalam colon menghasilkan banyak gas karbondioksida yang dikeluarkan dalam bentuk flatus ( kentut ). Sisa karbohidrat yang masih ada dibuang dalam bentuk tinja.




Daftar Pustaka



Poedjiadi, Ana. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia

Isnaeni, Wiwi. (2006). Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius

Maryati, Sri. 2000. Enzim. Jakarta :Erlangga

Poedjaji. Anna. 1994. Dasar-dasarBiokimia. Jakarta : UI Press

Anonym. Saliva. http://id.wikipedia.org/wiki/saliva. [online].

[28 OKTOBER 2014 ]

Anonym. Enzim amylase. http://id.wikipedia.org/wiki/enzim amylase. [online].

[28 OKTOBER 2014]
  
LAMPIRAN

1.ALAT DAN BAHAN
Gelas Kimia dan Gelas Reaksi

Pipet Tetes

Rak Dan Tabung Reaksi

Air Ludah dan saliva

Kaki Tiga dan Pembakar Spirtus

Larutan Benedict dan Larutan Amilum



2.Pengamatan pada Suhu Biasa (24oC) (Download


3.Pengamatan pada Suhu 37-38oC (Download)


4.Pengamatan pada Suhu > 80oC (Download)










































.

0 komentar:

Posting Komentar

perhatian

1. beri komentar dengan sopan dan berkelakuan baik

2. tidak spam, tidak barang rombengan, tidak sampah

3. gunakan kata kata objektif dan mudah dimengerti

4. jangan lupa like halaman facebooknya

5.jangan lupa mampir lagi

terima kasih telah mengosongkan waktu untuk melihat artikel diblog ini. semoga apa yang dipostingkan disini dapat berguna bagi kita semuanya.

Flag Counter
  •  
    Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan