LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
RESPIROMETER
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah praktikum
Fisiologi Hewan yang diampu oleh
Ibu Siti Nurkamilah, S.Pd
Disusun
oleh :
1.
|
Wajih
Lukmanul Hakim
|
12541038
|
2.
|
Ridwan
Abdussalam
|
12541055
|
3.
|
Fuji
Nurlela Agustin
|
12541060
|
4.
|
Agnes
Septiani
|
12542001
|
5.
|
Nurul
Hidayah
|
12542002
|
6.
|
Eka
Sumpena
|
12542011
|
Kelas 3-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
Jalan
Pahlawan No.32 Telp (0262)233556
Tarogong-
Garut
2015
A. Judul
Alat
Judul alat
pada praktikum teknik laboratorium ini adalah respirometer sedarhana.
B.
Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum teknik laboratorium ini adalah
sebagai berikut.
1. Mempelajari pernapasan serangga (jangkrik)
2.
Melihat
faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada serangga
( jangkrik) pada
saat bernapas.
3.
Mengamati
dan mempelajari
proses inspirasi yan terjadi pada serangga (jangkrik).
C.
Teori Dasar
1.
Percobaan yang dilakukan
Pada
insekta dan beberapa anthropoda lainnya seperti chilliopoda. Diplopoda, dan
beberapa laba-laba mempunyai sistem pernapasan yang disebut sistem trakea.
Sistem pernapasan ini berupa saluran yang langsung menuju ke jaringan. Udara
masuk ke dalam tubuh melalui kurang lebih 20 lubang kecil yang ada disepanjang
permukaan tubuh dan organ tersebut biasa disebut dengan spirakel.
Bagi
insekta berukuran kecil, proses difusi oksigen melalui sistem trakea sudah
dapat membawa oksigen sehingga dapat mencukupi bagi proses pernapasan seluler. Akan tetapi,
insekta yang besar, masuknya udara ke dalam spirakel secara aktif dibantu oleh
pergerakan tubuh
yang juga menggerakkan secara ritmik tabung trakea.
Proses
pernapasan insekta diawali dengan masukknya oksigen melalui spirakel dan
diteruskan kedalam tabung trakea kemudian melalui trakeola (cabang trakea)
menuju ke jaringan. Pada mekanisme ini, oksigen menuju jaringan tidak dibawa
oleh darah. Hal ini, karena darah tidak mengandung hemoglobin, tetapi hanya
mengandung cairan ekstraseluler yang disebut dengan cairan hemolimfe.
Oleh
karena itu, untuk lebih memahami lebih jauh tentang sistem pernapasan pada
serangga maka kami mengadakan percobaan ini.
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang
tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan
oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan
kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak dan pertumbuhan.
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk
dan sebaliknya CO2
dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang
satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea,
dan paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat
khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh.
1.
Eosin merupakan cairan berwarna merah
yang biasanya dipakai untuk eksperimen biologi
mengenai "Kecepatan Laju O2 yang dibutuhkan serangga
daumbuhan". Dalam penggunaanya, eosin dimasukkan ke dalam pipa respirometer, agar dapat melihat kecepatan
laju oksigennya, untuk mengetes kecepatan pernapasan serangga atau tumbuhan
pada saat dimasukkan ke dalam tabung yang udaranya terbatas.
2.
Respirometer sederhana adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme
hidup seperti serangga, bunga, akar, kecambah yang segar
Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2
adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 → K2CO3 +
H2O
2. Komponen
alat
Respirometer sederhana adalah alat praktikum yang
digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan hewan kecil atau bagian tumbuhan
(akar, kuncup bunga, atau kecambah besar). Biasanya respirometer sederhana
digunakan dalam praktikum respirasi.
Respirasi sederhana
terdiri dari dua bagian, yaitu :
a.
Tabung spesimen yang terbuat dari kaca
dengan volum 8 cm. Fungsi dari tabung spesimen yaitu untuk tempat
hewan/tumbuhan percobaan.
b.
Pipa kapiler berskala yang dikalibrasi
teliti hingga 0,01 ml. Nah salah satu ujung dari pipa kapiler sesuai untuk
menutup tabung spesimen.
Tabung spesimen dan pipa kapiler berskala dapat
dihubungkan/disatukan dengan erat sehingga kedap udara, dan dipasang pada
bantalan dari logam atau plastik. Karena keduanya terbuat dari kaca maka ketika
menghubungkan harus diolesi vaselin agar tidak pecah dan mudah dilepas kembali.
1. Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
teknik laboratorium ini adalah sebagai berikut.
1)
Respirometer
sederhana
2)
Pipet tetes
3)
Gelas kimia
4)
1 ekor jangkrik berukuran kecil
5)
1 ekor jangkrik berukuran besar3
6)
Kristal
KOH
7)
Metilen Blue
8)
Vaselin
9)
Tissue
10) Aquades
A.
Cara Kerja
Cara menggunakan respirometer
sederhana adalah sebagai berikut.
1.
Persiapkan spesimen pada percobaan respirometer
sederhana. Untuk
spesimen hewan kecil harus yang masih lincah.
2.
Tabung
spesimen dipisahkan dari pipa kapiler berskala. Masukkan 10 kristal KOH ke
dalam tabung
spesimen yang fungsinya untuk mengikat CO2, setelah itu ditutup dengan
selapis kapas agar spesimen yang akan dimasukkan tidak bersentuhan dengan KOH.
3.
Spesimen
dimasukkan ke dalam tabung, kemudian tabung spesimen ditutup rapat dengan pipa
kapiler berskala. Untuk mencegah terjadinya kebocoran pada sambungan antara
tabung spesime dengan pipa kapiler berskala diberi vaselin.
4.
Tutup
ujung pipa kapiler dengan ujung jari selama 2-3 menit. Segera setelah ujung
jari dilepas gunakan pipet tetes atau siring injeksi untuk menutup ujung pipa
kapiler dengan cairan berwarna (Methylen blue).
5.
Perhatikan
perubahan kedudukan cairan berwarna selang waktu tertentu, misalnya 5 menit
sekali. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
6.
Berdasarkan
data hasil pengamatan, dapat dihitung penggunaan oksigen oleh spesimen dalam
ml/gram/menit.
7.
Setelah
selesai digunakan, respirometer dilepaskan dari bantalannya. Tabung spesimen dipisahkan
dari pipa kapiler, keduanya dicuci bersih dan dikeringkan.
B.
Data Pengamatan
Adapun data hasil pengamatan adalah sebagai berikut.
Dari table di atas dapat diketahui bahwa laju
respirasi yang lebih cepat terjadi pada jangkrik 2 yaitu jangkrik yang
berukuran besar. Karena semakin besar ukuran dan bobot tubuh suatu hewan maka
akan semakin besar pula kebutuhan respirasi di dalam tubuhnya.
Penjelasannya adalah saat
jangkrik belum dimasukkan ke dalam
tabung respirometer, keadaan jangkrik masih normal (segar). Disaat menit
pertama pernafasan jangkrik masih
stabil,
Di
menit berikutnya pernafasan jangkrik masih tetap stabil walaupun sudah sedikit
berkurang kecepatannya. Semakin lama pernafasan jangkrik mulai melemah, namun
jangkrik masih tetap bertahan. Dan di menit
ke
5,
eosin berhenti dan jangkrik tidak bergerak. Setelah tabung respirometer dibuka
jangkrik tak sadarkan diri (pingsan).
Pernafasan jangkrik dari
menit ke menit cenderung naik secara konstan. Penambahan KOH pada percobaan ini
dimaksudkan untuk menyerap CO2 yang dihembuskan oleh hewan atau tumbuhan
yang berada di dalam respirometer.
Sedangkan penambahan
methylene blue dimaksudkan untuk mengetahui laju volume respirasi pada
jangkrik. Semua makhluk hidup memerlukan oksigen untuk
melakukan respirasi karena oksigen dapat membantu perombakan bahan makananan
dalam tubuh sehingga diperoleh energi
dan sisa pembakaran berupa karbondioksida. Terbukti dengan percobaan jangkrik dengan respirometer yang membuat
jangkrik lemas setelah lama tidak mendapatkan oksigen.
A.
Perhitungan
Perhitungan pada laju respirasi jangkrik adalah sebagai berikut.
1)
Jangkrik
1 (berukuran kecil)
Laju rata-rata =
=
= 0,006 ml/m
2)
Jangkrik
2 (berukuran besar)
Laju rata-rata =
=
= 0,012 ml/m
Jadi, laju rata-rata yang lebih besar terjadi pada
jangkrik 2 yang berukuran besar yaitu sebesar 0,012 ml/m.
B.
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan, kami menyimpulkan :
1.
Bagi
insekta berukuran kecil, proses difusi oksigen melalui sistem trakea sudah
dapat membawa oksigen sehingga dapat mencukupi bagi proses pernapasan seluler. Akan tetapi,
insekta yang besar, masuknya udara ke dalam spirakel secara aktif dibantu oleh
pergerakan tubuh
yang juga menggerakkan secara ritmik tabung trakea.
2.
Faktor yang mempengaruhi besarnya
laju respirasi dapat dilihat dari berat tubuh jangkrik/insekta lain yang
diamati.
3.
Proses pernapasan insekta diawali dengan masukknya oksigen
melalui spirakel dan diteruskan kedalam tabung trakea kemudian melalui trakeola
(cabang trakea) menuju ke jaringan. Pada mekanisme ini, oksigen menuju jaringan
tidak dibawa oleh darah. Hal ini, karena darah tidak mengandung hemoglobin, tetapi
hanya mengandung cairan ekstraseluler yang disebut dengan cairan hemolimfe.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi SMA
dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Esis.
EVALUASI
1. Apa
fungsi KOH/NaOH dalam percobaan?
Jawab :
KOH
atau NaOH digunakan untuk menyerap CO2
yang dihembuskan oleh hewan atau tumbuhan yang berada di dalam
respirometer.
2.
Faktor apakah yang menyebabkna eosin
dalam pipa berskala itu bergerak?
Jawab
: Eosin bergerak ke arah tabung
spesimen (ke dalam) karena adanya penyusutan volum udara dalam tabung tertutup
tersebut. Oksigen dihirup oleh jangkrik, kemudian karbon dioksida dikeluarkan
namun diserap oleh NaOH. Begitu terus menerus sehingga udara dalam tabung
berkurang dan eosin bergerak ke dalam.
3.
Bagaimana
mekanisme pernafasan serangga?
Proses pernapasan insekta diawali
dengan masukknya oksigen melalui spirakel dan diteruskan kedalam tabung trakea
kemudian melalui trakeola (cabang trakea) menuju ke jaringan. Pada mekanisme
ini, oksigen menuju jaringan tidak dibawa oleh darah. Hal ini, karena darah
tidak mengandung hemoglobin, tetapi hanya mengandung cairan ekstraseluler yang
disebut dengan cairan hemolimfe.
4.
Berapakah kelajuan rata-rata
serangga yang berukuran besar?
Jangkrik 2 (berukuran besar)
Laju rata-rata =
=
= 0,012 ml/m
Jadi, laju rata-rata yang lebih besar terjadi pada
jangkrik 2 yang berukuran besar yaitu sebesar 0,012 ml/m.
5.
Apa
fungsi penambahan methylene blue pada respirometer sederhana?
Penambahan
methylene blue dimaksudkan untuk mengetahui laju volume respirasi pada
jangkrik.
0 komentar:
Posting Komentar