LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
Pencernaan Pada Paramecium sp
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah praktikum
Fisiologi Hewan yang diampu oleh
Ibu Siti Nurkamilah, S.Pd
Disusun
oleh :
1.
|
Wajih
Lukmanul Hakim
|
12541038
|
2.
|
Ridwan
Abdussalam
|
12541055
|
3.
|
Fuji
Nurlela Agustin
|
12541060
|
4.
|
Agnes
Septiani
|
12542001
|
5.
|
Nurul
Hidayah
|
12542002
|
6.
|
Eka
Sumpena
|
12542011
|
Kelas 3-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
Jalan
Pahlawan No.32 Telp (0262)233556
Tarogong-
Garut
2015
A.
Judul
Judul praktikum ini
adalah Pencernaan Paramecium
sp.
B.
Tujuan
Praktikum
ini bertujuan untuk mengamati perubahan warna yang terjadi pada rongga makanan
karena adanya perubahan pH dengan menggunakan indikator zat warna “Congo Red”.
C.
Alat
Dan bahan
Alat dan Bahan yang
digunakan :
ALAT: BAHAN:
1. Mikroskop cahaya 1. Jerami
2. Pipet
tetes 2.
yeast/ragi
3. kaca objek 3.
Air sawah
4. kaca penutup 4. Congo Red
5. pipet tetes
6. kapas
7. Pembakar spiritus
8. beaker glass 50 cc
D.
Langkah
kerja
Adapun
langkah kerja dari praktikum ini adalah:
Tahap
pertama : Pembuatan Kultur murni Paramecium
sp
- Siapkan alat dan bahan;
- Siapkan air sawah sebanyak 500 ml 2 buah dan beri label A dan B
- Gelas kimia yang berlabel A dipanaskan hingga mencapai suhu 100%; dinginkan hingga 37̊C.
- Gelas kimia yang berlabel B mencari 20 Paramecium sp, dalam pengamatan mikroskopik dan menggunakan serat kapas agar paramecium sp diam dan terjerat.
- Campurkan jerami kering yang telah dipotong kecil pada gelas kimia berlabel A
- Masukkan ke – 20 Paramecium sp yang telah diambil ke gelas kimia berlabel A
- Tutuplah gelas kimia dengan plastic yang diberi lubang
- Setelah 4 hari kemudian
- Siapkan kembali 500 ml air sawah dan potongan jerami
- Air sawah tersebut dilakukan kembali pemanasan sampai 100%, kemudian dinginkan sampai 37̊C
- Siapkan 20 Paramecium sp dari gelas kimia berlabel A yang telah disimpan selama 4 hari
- Masukkan Paramecium sp ke dalam media yang baru
- Lakukan pengulangan langkah tersebut selang waktu 4 hari dan dilakukan selama 1 bulan
Tahap
2 : Mengetahui sistem pencernaan pada Paramecium sp.
- Buka penutup media kultur murni
- Teteskanlah air rendaman jerami dari media kultur murni
- Teteskan larutan ragi yang telah dicampur dengan carmin ke atas tetesan kultur
- Bubuhkan sedikit serat kapas di atas tetesan kultur
- Tutuplah dengan menggunakan cover glass
- Amati proses pencernaan makanan dan siklosis di bawah mikroskop
E.
Landasan
Teori
Paramaecium sp , merupakan
salah satu spesies dari Kelas Ciliata, Filum Protozoa. Hewan ini seluruh
permukaan tubuhnya bersilia yang berfungsi sebagai alat gerak. Paramaecium biasanya hidup
di air tawar dan mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk. Hewan ini
mudah dibiakkan di dalam laboratorium dengan mendidihkan air dicampuri jerami
(Prassad, 1980).
Pada pengamatan secara mikroskopis
mudah teramati inti yang terdiri dari makronukleus dan mikronukleus, vakuola
kontraktil, vakuola makanan dan “rongga mulut”. Vakuola makanan
merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan
mengedarkannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya
makanan masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (= oral grove), lalu
masuk ke dalam sitostoma (“mulut”). Pada saat sampai di mulut makanan didorong
dimasukkan ke dalam sitofaring (Prasad, 1980). Ketika makanan mencapai bagian
dasar sitofaring dibentuk vakuola makanan. Gerakan makanan dimulai dari “mulut”
sampai ke sitofaring dibantu oleh gerakan silia dan dorongan air yang masuk.
Pembentukan vakuola makanan dapat terjadi setiap 5 menit (Koptal, et al.,
1980)
Pencernaan makanan didalam vakuola
makanan terjadi pada saat vakuola makanan tersebut bergerak didalam sitoplasma
(gerak siklosis). Gerak siklosis dimulai dari “mulut” ke arah posterior,
kemudian ke arah anterior dan aboral, selanjutnya kembali ke posterior.
Pengeluaran sisa pencernaan melalui “sitopage” (anus). Sitopage terletak di
posterior “mulut”.
Proses pencernaan terjadi pada saat
siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase,
dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan.
Pada awalnya vakuola makanan bersifat basa, kemudian berubah menjadi asam dan
akhirnya menjadi basa lagi. Hasil pencernaan ini akan berdifusi ke dalam
sitoplasma (Koptal, et al., 1980).
Rongga makanan yang bergerak secara
siklosis secara bertahap akan mengecil ukurannya karena proses digesti dan
absorbsi. Akhirnya sisa makanan yang tidak tercerna akan dikeluarkan melalui
sitopage (Koptal, et al., 1980).
F.
Hasil Penelitian
Gambar 1. Gambar Paramecium sp di bawah mikroskop
Gambar 2. Paramecium sp di bawah mikroskop setelah di tambah cairan conced dan ragi
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil
pengamatan, bentuk tubuh Paramecium umumnya seperti telapak
sandal atau sepatu dengan bagian depan tumpul dan meruncing di bagian belakang.
Struktur bagian yang mengandung lekuk muluk (peristoma yang melanjutkan
diri sebagai sitofaring) disebut bagian ventral, dan pada bagian
sebaliknya merupakan sisi aboral atau dorsal. Protoplasma area tubuh yang
tampak jernih adalah bagian ektosark, sedang daerah berbintik merupakan bagian
(lapisan) endosark. Cara gerak Paramecium Tubuhnya akan bergerak maju
dengan menggunakan silium ke arah depan dan belakang. Ketika hewan memutar
berotasi dengan poros longitudinal maka tubuhnya bergerak miring, gerakan ini
dibantu dengan gerakan getaran kuat silium pada lekuk mulut.
Paramecium dapat
melakukan gerak siklosis untuk mendapatkan makanan.Melalui pengamatan langsung
proses pencernaan makanan pada paramecium terjadi didalam vakuola . Vakuola
makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna
makanan, dan mengedarkannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel.
Awalnya makanan masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu
masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam
sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika
makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk.
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan
bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim
pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang
disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang
bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses
digesti dan absorpsi. Pada paramecium pertama sebelum ditetesi sediaan makanan,
diamati vakuola makanannya berwarna transparan setelah diberi methilen blue
vakuola makanan paramecium berubah menjadi biru. Dengan ditandai adanya warna
tersebut dapat diketahui bahwa terjadi pencernaan pada paramecium. Selain itu
juga, adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan
terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama
proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang
diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan
vakuola makanan . Enzim-enzim pada lisosom akan bekerja optimal pada pH sekitar
5.
Jadi, ketika sediaan
makanan berupa ragi masuk ke dalam vakuola makanan, keadaan vakuola makanan
yang pada awalnya bersifat basa akan berubah menjadi bersifat asam untuk
mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh lisosom.
Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang
awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan
dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana
pada vakuola makanan kembali menjadi basa. Setelah makanan dicerna,
ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk
diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan
yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan
untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses
pembuangan ini disebut defekasi
Namun pada praktikum ini
kami tidak bisa melihat jelas bagaimana proses pencernaan Paramecium sp
dikarenakan Paramecium dalam kultur kami berukuran sedang sehingga kami tidak dapat melihat jelas
Vakuola makanan dari Paramecium sp tersebut. Tetapi kami mengetahui bagaimana
sistem pencernaan makanan pada paramecium lewat video yang diberikan yaitu
melalui 4 tahap: sitofaring- posterior- anterior-sitosom- sitofage, arah
pergerakan makanannya searah dengan jarum jam.
H. Kesimpulan
Setelah kami
melakukan praktikum ini, kami dapat menarik kesimpulan bahwa Mekanisme pencernaan makanan pada paramaecium disebut
dengan gerak siklosis. Gerak tersebut diawali oleh gerak ke bagian posterior
yang kemudian akan berbelok kearah anterior, setelah sampai di ujung anterior
maka gerak ini akan berlanjut ke arah posterior kembali melewati dekat oral
groove dan selanjutnya menuju ke arah anus.
I.
Daftar Pustaka
George H, Fried. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga,
2006.
Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin
Pre 2007.
Radiopoetro. Zoologi Avertebrata. Erlangga : Jakarta,
1986.
Rohmimohtarto. Zoologi Invertebrata. Pustaka: Jakarta, 2007.
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan.
Jakarta: DIKTI.
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-
Prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: ITB.