LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
Uji Kandungan Zat Pada Urine
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah praktikum
Fisiologi Hewan yang diampu oleh
Ibu Siti Nurkamilah, S.Pd
Disusun oleh :
1.
|
Wajih Lukmanul Hakim
|
12541038
|
2.
|
Ridwan Abdussalam
|
12541055
|
3.
|
Fuji Nurlela Agustin
|
12541060
|
4.
|
Agnes Septiani
|
12542001
|
5.
|
Nurul Hidayah
|
12542002
|
6.
|
Eka Sumpena
|
12542011
|
Kelas
3-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
Jalan
Pahlawan No.32 Telp (0262)233556
Tarogong-
Garut
2014
A. Judul
Judul praktikum ini adalah Uji Kandungan Zat pada Urine
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
• Untuk mengetahui zat apa saja yang terkandung dalam urine manusia
• Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan dengan melihat kandungan urine
C. Alat Dan bahan
Alat dan Bahan yang digunakan :
1. Tabung reaksi 4 buah
2. Rak tabung reaksi
3. Indicator Universal
4. Penjepit tabung reaksi
5. Pembakar spiritus
6. Korek api 7. Larutan biuret (larutan CuSO4 1% dan larutan NaOH 10%)
8. Gelas ukur 100 cc
9. Urine
10. Larutan AgNO3 5%
11. Larutan benedict/larutan Fehling A dan Fehling B
D. Langkah kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
a. Uji glukosa dalam Urine
1. Isilah tabung rekasi dengan 2 mL urine !
2. Tambahkan 5 tetes larutan benedict atau larutan Fehling A dan Fehling B !
3. Panaskan dengan lampu spiritus !
b. Uji protein dalam Urine
1. Masukkan 2 mL urine ke dalam tabung reaksi !
2. Tambahkan kira-kira 5 tetes larutan NaOH 10% dan 5 tetes larutan CuSO4 1% dan biarkan kira-kira 5 menit !
c. Uji Albumin
1. Masukan asam sirat sebanyak 5ml pada tabung reaksi
2. Masukan Urin 4-5 tetes
3. Teteskan pada dinding tabung reaksinya
4. Amati adakah cicin putih
d. Mengenal bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urine
1. Masukkan 1 mL urine ke dalam tabung reaksi !
2. Panaskan dengan lampu spiritus !
E. Landasan Teori
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjagahomeostasis cairan tubuh. Urine digunakan sebagai indikator untuk mengetahui berbagai penyakit yang dialami tubuh kita. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Proses pembentukan urine terjadi di dalam ginjal. Pembentukan ini terjadi melalui serangkaian proses filtrasi (penyaringan zat-zat sisa yang beracun), reabsorpsi (penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh), dan augmentasi (penambahan zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh).
- Filtrasi.
Pembentukan urine diawali dengan filtrasi yang terjadi di dalam kapiler glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsula Bowman. Filtrasi berlangsung pada saat darah masuk ke nefron melalui arteriola aferen. Pada saat darah melalui arteriola aferen ini, tekanan darah relative cukup tinggi, sedangkan tekanan darah di arteriola eferen relative cukup rendah. Kondisi ini terjadi karena diameter arteriola aferen lebih besar dan ukurannya relative cukup pendek dibandingkan dengan arteriola eferen. Keadaan inilah yang mengakibatkan terjadinya filtrasi. Pada saat itu, berliter-liter darah didorong ke ruang glomerulus yang berukuran kecil.
Di glomerulus terdapat sel-sel endothelium kapiler yang berpori (podosit), membrane basiler, dan epitel kapsula Bowman yang dapat mempermudah proses filtrasi. Selain struktur glomerulus tersebut, factor lain yang mempermudah proses filtrasi yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan osmotic.
Permeabilitas membrane filtrasi ini 100-1000 kali lebih permeable dibandingkan dengan permeabilitas kapiler pada jaringan lain. Pada proses filtrasi ini, sel-sel darah, trombosit, dan sebagian besar protein plasma disaring dan diikat agar tidak turut dikeluarkan. Sementara itu, zat-zat kecil terlarut dalam plasma darah seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dai endapan. Hasil saringan tersebut dinamakan urine primer (filtrate glomerulus). Jadi, urine primer komposisinya masih serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein dan tidak mengandung elemen seluler, missal sel darah merah. Cairan filtrasi dari glomerulus ini akan masuk ke tubulus dan mengalami reabsorpsi.
2. Reabsorpsi.
• Reabsorpsi air
Pada keadaan normal, sekitar 99% air yang menembus membrane filtrasi akan direabsorpsi sebelum mencapai ureter. Reabsorpsi terjadi ditubulus kontortus proksimal yang dilakukan secara pasif melalui proses osmosis. Perlu diketahui bahwa setiap hari tubulus ginjal mereabsopsi lebih dari 178 liter air, 1200 gram garam, dan 150 gram glukosa.
• Reabsorpsi zat tertentu
Reabsorpsi zat-zat tertentu dapat terjadi secara transport aktif dan difusi. Zat-zat yang mengalami transport aktif pada tubulus kontortus proksimal yaitu ion Na+, K+, PO4-, NO3, Glukosa, dan asam amino. Ion Na+mengalami difusi dari sel tubulus menuju pembuluh kapiler. Difusi ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel tubulus. Difusi tersebut dapat meningkat karena permeabilitas sel tubulus yang tinggi terhadap ion natrium. Permeabilitas yang tinggi ini disebabkan oleh banyaknya mikrovili yang memperluas permukaan tubulus. Proses reabsorpsi ini memerlukan energy dan dapat berlangsung terus menerus.
• Reabsorpsi zat yang penting bagi tubuh
Zat-zat penting bagi tubuh yang secara aktif direabsorpsi yaitu asam amino, glukosa, asam asetoasetat, dan vitamin. Glukosa dan asam asetoasetat merupakan sumber energy, sedangkan asam amino merupakan bahan pengganti sel yang telah rusak. Zat – zat tersebut diabsorpsi secara aktif di tubulus kontortus proksimal sehingga tidak akan ditemukan lagi di lengkung henle. Pada saluran menurun lengkung henle, reabsorpsi air terus berlangsung selama filtrate itu bergerak di sepanjang tubula tersebut. Di saluran menurun ini, epitelium transport sangat permeable terhadap air, tetapi sangat tidak permeable terhadap gram dan zat terlarut lainnya. Sebaliknya, saluran menaik lengkung henle lebih permeable terhadap garam dan tidak permeable terhadap air.
Setelah terjadi reabsorpsi di tubulus kontortus proksimal dan sepanjang saluran lengkung henle, tubulus akan menghasilkan urine sekunder. Pada urine sekunder ini zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolism yang bersifat racun akan bertambah, missal konsentrasi urea bertambah sebesar 0,03% dalam urine primer dapat mencapai 2 % dalam urine sekunder.
3) Augmentasi.
Augmentasi atau sekresi tubular adalah proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Sel-sel tubulus menyekresi ion H+, K+, NH3, urea, kreatinin, dan racun ke dalam lumen tubulus melalui proses difusi. Ion-ion ini kemudian menyatu dengan urine sekunder.
Penambahan ion hydrogen pada proses augmentasi sangat penting untuk menjaga kesetimbangan PH dalam darah. Jika PH dalam darah mulai turun, sekresi ion hydrogen akan meningkatsampai PH darah kembali normal (7,3-7,4) dan urine yang dihasilkan memiliki PH sekitar 4,5 – 7,5. Selain itu, pada tahap augmentasi ini berlangsung proses pembersihan zat-zat dari dalam tubuh. Dari proses augmentasi ini akan dihasilkan urine sesungguhnya. Urine yang terbentuk akan disimpan sementara di kandung kemih. Setelah itu akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan yaitu 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain seperti pigmen empedu yang memberi warna pada urine.
F. Hasil Penelitian
1. Uji Kandungan Glukosa
2. Uji Kandungan Protein
+
Keterangan : apabila perubahan warna menjadi hijau mengandung protein 1 x, merah 1,5 x, orange 2x dan kuning 5x
3. Uji Albumin
+
4. Uji Amoniak
Dilakukan dengan penciuman, tercium bau pesing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa urin mengandung amoniak.
G. Pembahasan
Praktikum uji kandungan zat pada urin ini dilakukan dengan menambahkan reagen pada urine yaitu reagen fehling A dan B untuk menguji kandungan glukosa; reagen benedict untuk menguji kandungan protein; asam nitrat untuk menguji albumin dan alat indra penciuman untuk menguji amoniak yang terdapat pada urin.
Setelah dilakukan praktikum uji urin, dapat diketahui bahwa urin yang diuji tidak mengandung glukosa, protein dan albumin sehingga urin dalam keadaan yang baik. Apabila dalam urin terdapat kandungan glukosa atau protein maka urin dalam keadaan yang tidak sehat. Artinya terdapat gangguan sistem ekskresi pada ginjal. Seperti contohnya diabetes/kencing manis yang disebabkan adanya kandungan gula dalam urin. Glukosa/protein seharusnya diserap baik oleh ginjal pada tahapan reabsorpsi.
Urin yang diuji juga tidak mengandung albumin karena setelah ditetesi asam nitrat tidak terbentuk cincin putih melainkan berkas putih di tengah-tengah yang lama-kelamaan memudar. Dan yang terakhir saat diuji dengan penciuman, urin tersebut menghasilkan bau pesing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa urin mengandung amoniak sebagai zat sisa yang dikeluarkan dari proses sistem ekskresi pada ginjal manusia.
H. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum uji urin, dapat diketahui bahwa urin yang diuji tidak mengandung glukosa, protein dan albumin sehingga urin dalam keadaan yang baik. Apabila dalam urin terdapat kandungan glukosa atau protein maka urin dalam keadaan yang tidak sehat. Artinya terdapat gangguan sistem ekskresi pada ginjal. Seperti contohnya diabetes/kencing manis yang disebabkan adanya kandungan gula dalam urin. Glukosa/protein seharusnya diserap baik oleh ginjal pada tahapan reabsorpsi.
Urin yang diuji juga tidak mengandung albumin karena setelah ditetesi asam nitrat tidak terbentuk cincin putih melainkan berkas putih di tengah-tengah yang lama-kelamaan memudar. Dan yang terakhir saat diuji dengan penciuman, urin tersebut menghasilkan bau pesing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa urin mengandung amoniak sebagai zat sisa yang dikeluarkan dari proses sistem ekskresi pada ginjal manusia.
1. Daftar Pustaka
Abdul Rais di 19:32
http://abdulraiz-raish.blogspot.com/2012/03/laporan-uji-urine.html
1 komentar:
Folding Long Handle Blades - Titanium Tail-Cuting Blades
The titanium sponge Folding Long Handle Blades are made of ford fusion hybrid titanium Titanium titanium gravel bike Tail-Cuting Blades, designed to cut into a seamless handle that provides titanium dog teeth quick titanium dioxide skincare and easy access to blade blades.
Posting Komentar