English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 12 November 2014

RESPIRASI AEROB DAN ANAEROB

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

RESPIRASI AEROB DAN ANAEROB

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum
Fisiologi Hewan yang diampu oleh Ibu Siti Nurkamilah, S.Pd

Disusun oleh :

1.
Wajih Lukmanul Hakim
12541038
2.
Ridwan Abdussalam
12541055
3.
Fuji Nurlela Agustin
12541060
4.
Agnes Septiani
12542001
5.
Nurul Hidayah
12542002
6.
Eka Sumpena
12542011

Kelas 3-B




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)  GARUT
Jalan Pahlawan No.32 Telp (0262)233556
Tarogong- Garut

2014

A.      Judul
       Judul praktikum ini adalah respirasi anaerob dan aerob ragi

B.       Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah Mengukur laju respirasi anaerob ragi melalui pembentukan CO2 yang dipengaruhi oleh temperatur, durasi pemanasan, konsentrasi ragi dan konsentrasi substrat.

C.      Alat Dan bahan
 Alat yang digunakan :
      1.      5 tabung reaksi
2.      Pembakar spirtus
3.      Kaki tiga
4.      Gelas kimia
5.      Pipet tetes
6.      Gelas ukur
Bahan Yang digunakan :
      1.    Ragi
      2.    Sukrosa
      3.    Aquades
      4.    Air

D.      Langkah kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
    1.      Sediakan 4 buah tabung reaksi dan beri label A B C dan D

    2.      Ambil ragi sebanyak 5 ml dan masukan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan biarkan      
    mendidih  


    3.      Masukan hasil pemanasan ragi itu ke dalam tabung reaksi berlabel A dan B sebanyak 1 ml / 20           tetes

    4.      Kemudian tabung A  dan B tersebut diberi sukrosa 20 tetes dan metilen blue 20 tetes. 
    5.      Untuk tabung reaksi berlabel C dan  D isi dengan ragi yang tidak dipanaskan sebanyak 1ml atau 
          20 tetes

    6.      Kemudian tabung C dan D dieri sukrosa 20 tetes dan metilen blu 20  tetes

    7.      Tabung reaksi berlabel A dan C di tutup dengan almunium foil.

    8.      Panaskan air sebanyak 200 ml sampai stabil di 40 derajat celsius.

    9.      Masukan keempat abung reaksi tersebut pada air yang dipanaskan

    10.  Amati perubahan 10 menit sekali, pada tabung reaksi A B C dan D


E.       Landasan Teori
          Respirasi anerob merupakan proses pernafasan yang tidak menggunakan O2 yang tersedia di dalam udara. Respirasi anaerob juga sering disebut dengan fermentasi, meskipun tidak semua fermentasi itu anaerob. Tujuan fermentasi sama saja dengan tujuan respirasi, yaitu untuk memperoleh energi. Energi yang didapatkan dengan jalan fermentasi jauh kurangnya daripada energi yang diperoleh dengan pernafasan biasa.
      Fermentasi yang banyak digunakan yaitu peragian alkohol atau alkoholisasi. Meskipun pembuatan minuman keras itu telah dikenal sejak permulaan sejarah manusia, namun baru di dalam abad 19 diketahui orang, bawha alkohol yang timbul itu disebabkan oleh mikroorganisme bersel satu yang disebut ragi (Saccharomyces). Peristiwa ini ditemukan oleh Pasteur (1857), kemudian oleh Buchner (1896) yang dibuktikan bahwa alkoholisasi itu tudak mutlak dilakukan oleh sel-sel ragi yang masih hidup. Ternyata sel-sel yang sudah dimatikan dengan digilas pun dapat melangsungkan peristiwa tersebut. Akhirnya jelaslah, bahwa sel-sel ragi itu mengandung zat-zat yang menyelenggarakan alkoholisasi tersebut, dan zat-zat itu sekarang kita sebut dengan zimase.
Sel-sel ragi itu merupakan suatu contoh mikroorganisme yang mendapatkan energi yang dibutuhkannya dengan respirasi anaerob. Adapun substrat yang terbongkar berupa heksosa pula, akan tetapi heksosa ini tidak terurai selengkapnya menjadi H2O dan CO2. Persamaannya biasa dituliskan sebagai berikut :

Ragi
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 21 kal.
          Kecuali glukosa, juga fruktosa, galaktosa, dan manosa dapat langsung dialkoholisasikan oleh sel-sel ragi, bahkan disakarida seperti maltosa dan sukrosa dapat juga disubstrat dan substrat ini kemudian di ubah dahulu menjadi monosakarida oleh enzim-enzim maltase dan sukrase, enzim-enzim ini juga dimiliki oleh sel-sel ragi.
         Dari persamaan reaksi seperti di atas, bahwa O2 tidak diperlukan, juga di dalam proses ini hanya ada pengubahan zat organik yang satu menjadi zat organik yang lain (gula menjadi alkohol), dimana pada hakekatnya hanya ada pergeseran tempat-tempat antara molekul glukosa dan molekul alkohol. Oleh karena itu, maka respirasi semacam ini dapat juga disebut respirasi intra-molekul, mengingat bahwa perubahan semacam ini hanya terdapat di dalam molekul saja.
           Respirasi pada sel tumbuhan dapat berlangsung secara aerob dan anaerob. Tahapan respirasi sel ini dimulai dengan glikolisis. Glikolisis dapat berfungsi baik tanpa oksigen. Tahap glikolisis dapat menghasilkan asam piruvat. Walaupun glikolisis dapat berfungsi baik tanpa oksigen, oksidasi piruvat dan NADH oleh mitokondria memerlukan oksigen. Jika keberadaan oksigen terbatas, NADH dan piruvat mulai terakumulasi. Di bawah kondisi ini, sel tumbuhan mengalami fermentasi (respirasi anaerob), membentuk etanol atau asam laktat.
           Dua reaksi penting di atas, terdiri atas dekarboksilasi asam piruvat membentuk asetaldehid, kemudian reduksi asetaldehid oleh NADH membentuk etanol. Reaksi ini dikatalisasi oleh asam piruvat dekarboksilase dan alkohol dehidrogenase. Beberapa sel mempunyai asam laktat dehidrogenase yang menggunakan NADH untuk mereduksi asam piruvat menjadi asam laktat. Etanol atau asam laktat merupakan produk fermentasi,tergantung pada aktivitas enzim yang ada.
Ragi (Saccharomyces sp.) mempunyai enzim fermentasi yang menghasilkan CO2 dan etanol.                       Aktivitas enzim fermentasi dapat bekerja optimal pada temperatur 38o C. Jumlah ragi yang digunakan juga sangat mempengaruhi jumlah CO2 dan etanol yang dihasilkan. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui proses fermentasi pada ragi yaitu dengan alat tabung fermentasi. Tabung fermentasi dapat mengukur jumlah CO2 yang dihasilkan secara tidak langsung. Jumlah ragi maksimal yang digunakan untuk pengamatan ini adalah 1 %. Sebelum dimasukkan ke dalam tabung fermentasi, larutan ragi harus dipanaskan dahulu pada temperatur tertentu sesuai dengan percobaan yang diinginkan. Setelah larutan ragi dimasukkan ke dalam tabung fermentasi, baru diamati tinggi CO2 yang terbentuk pada tabung tersebut.


F.      Hasil Penelitian

Keterangan : + = ada oksigen
                        -  = tidak ada oksigen


G.       Pembahasan
         Praktikum ini membahas tentang proses respirasi, dengan melihat kadar oksigen yang dikeluarkan oleh suatu zat. Dalam hal ini zat yang kami gunakan adalah ragi hasil fermentasi yang di dalamnya terdapat mikroorganisme yaitu mikroba.
              Ragi yang sudah difermentasi tersebut dimasukkan ke dalam 4 tabung yang sudah diberi label dengan mendapat perlakuan yang berbeda-beda, dan dibantu juga oleh larutan methilen blue dan amilum. Tabung yang pertama adalah ragi yang dipanaskan kemudian ditutup oleh alumunium foil; tabung kedua adalah ragi yang dipanaskan tetapi tidak ditutup oleh alumunium foil; tabung ketiga adalah ragi yang tidak dipanaskan tetapi ditutup oleh alumunium foil dan tabung yang keempat berisi ragi yang tidak dipanaskan dan tidak ditutup oleh alumunium foil.
           Keempat tabung yang sudah diberikan perlakuan yang berbeda-beda tersebut kemudian dimasukan ke dalam air dengan volume 200 ml pada suhu 40o C. Praktikum ini dilakukan selama 40 menit dengan selang waktu setiap 10 menit. Dan hasilnya adalah setiap tabung memperlihatkan reaksi yang berbeda-beda.
  1. Tabung A tidak ada oksigen yang dikeluarkan dan terlihat ada endapan. Hal ini diakibatkan karena ragi sebelumnya dipanaskan sehingga mikroba yang ada pada tabung mengalami denaturasi dan mati.
  2. Tabung B tidak ada oksigen yang dikeluarkan seperti pada tabung A. Meskipun tidak ditutupi alumunium foil, tapi tetap saja tabung B sudah dipanaskan terlebih dahulu sehingga mikroba mati dan tidak melakukan proses respirasi lagi.
  3. Tabung C terlihat ada oksigen tapi tidak terlalu banyak. Hal ini diakibatkan karena tabung C ditutup oleh alumunium foil sehingga respirasi yang dilakukan adalah respirasi anareob yaitu pertukaran gas yang tidak menggunakan oksigen.
  4. Tabung D terlihat banyak oksigen yang banyak dibandingkan dengan tabung C. Hal ini disebabkan karena pada tabung D tidak ditutp alumunium foil dan tidak dipanaskan sehingga termasuk respirasi aerob.
          Pernafasan anaerob seringkali disebut juga sebagai fermentasi, meskipun tidak semua fermentasi itu anaerob. Respirasi anaerob berarti respirasi dengan kadar oksigen yang kurang atau tidak dan dihasilkan senyawa selain karbodioksida seperti alkohol, asetildehida atau asam asetat dengan sedikit energi. Respirasi anaerob bertujuan untuk memperoleh energi tanpa menggunakan oksigen. Pada praktikum kali ini, substrat yang digunakan adalah larutan sukrosa. Digunakan sel-sel ragi yang merupakan contoh mikroorganisme yang mendapatkan energi yang dibutuhkannya dengan respirasi anaerob. Ragi memiliki enzim fermentasi yang menghasilkan CO2 dan etanol. Adapun persamaaannya biasa dituliskan sebagai berikut :
Ragi
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 21 kal.
        Adapun indikator terjadinya proses respirasi anaerob pada praktikum kali ini adalah terbentuknya gelembung-gelembung udara yaitu CO2 dan perubahan tinggi CO2 yang terbentuk pada tabung fermentasi. Dapat dikatakan, tabung fermentasi dapat mengukur jumlah CO2 secara tidak langsung.

H.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan referensi yang ada, dapat disimpulkan bahwa :
1.        Laju respirasi anaerob ragi melalui pembentukan CO2 dipengaruhi oleh temperatur, durasi pemanasan, konsentrasi ragi dan konsentrasi substrat
2.      Ragi yang tidak dipanaskan dan tidak ditutup oleh alumunium foil mengalami proses respirasi yang sangat cepat.



Daftar Pustaka
Anonim. [online] : "http://id.wikipedia.org/wiki/respirasi anaerob". Tgl 25 April 2009.
Tim fisiologi tumbuhan. 2009. Penuntun Praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Baligar, V. C. and R. R. Duncan. 1990. Crops as Enhancers of respiration anaerob. Academic Press, Inc. Toronto. 574p.
Chen, Y., J. S. Smagula, W. Litten and S. Dunham. 1998. Respiration anaerob. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 123(4):524-531





LAMPIRAN

1. FOTO LAMPIRAN DOWNLOAD


perhatian

1. beri komentar dengan sopan dan berkelakuan baik

2. tidak spam, tidak barang rombengan, tidak sampah

3. gunakan kata kata objektif dan mudah dimengerti

4. jangan lupa like halaman facebooknya

5.jangan lupa mampir lagi

terima kasih telah mengosongkan waktu untuk melihat artikel diblog ini. semoga apa yang dipostingkan disini dapat berguna bagi kita semuanya.

Flag Counter
  •  
    Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan