LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
RESPIRASI
AEROB DAN ANAEROB
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah praktikum
Fisiologi Hewan yang diampu oleh Ibu
Siti Nurkamilah, S.Pd
Disusun oleh :
1.
|
Wajih Lukmanul Hakim
|
12541038
|
2.
|
Ridwan Abdussalam
|
12541055
|
3.
|
Fuji Nurlela Agustin
|
12541060
|
4.
|
Agnes Septiani
|
12542001
|
5.
|
Nurul Hidayah
|
12542002
|
6.
|
Eka Sumpena
|
12542011
|
Kelas
3-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
Jalan
Pahlawan No.32 Telp (0262)233556
Tarogong-
Garut
2014
A.
Judul
Judul praktikum ini adalah respirasi anaerob dan aerob
ragi
B.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah Mengukur laju respirasi anaerob ragi
melalui pembentukan CO2 yang dipengaruhi oleh temperatur, durasi
pemanasan, konsentrasi ragi dan konsentrasi substrat.
C.
Alat
Dan bahan
Alat yang digunakan :
1. 5
tabung reaksi
2. Pembakar spirtus
3. Kaki tiga
4. Gelas kimia
5. Pipet tetes
6. Gelas ukur
Bahan Yang digunakan :
2. Pembakar spirtus
3. Kaki tiga
4. Gelas kimia
5. Pipet tetes
6. Gelas ukur
Bahan Yang digunakan :
1. Ragi
2. Sukrosa
3. Aquades
4. Air
D.
Langkah
kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum
ini adalah sebagai berikut.
1. Sediakan
4 buah tabung reaksi dan beri label A B C dan D
2. Ambil
ragi sebanyak 5 ml dan masukan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan
biarkan
mendidih
mendidih
3. Masukan
hasil pemanasan ragi itu ke dalam tabung reaksi berlabel A dan B sebanyak 1 ml
/ 20 tetes
4. Kemudian
tabung A dan B tersebut diberi sukrosa
20 tetes dan metilen blue 20 tetes.
5. Untuk
tabung reaksi berlabel C dan D isi
dengan ragi yang tidak dipanaskan sebanyak 1ml atau
20 tetes
20 tetes
6. Kemudian
tabung C dan D dieri sukrosa 20 tetes dan metilen blu 20 tetes
7. Tabung
reaksi berlabel A dan C di tutup dengan almunium foil.
8. Panaskan
air sebanyak 200 ml sampai stabil di 40 derajat celsius.
9. Masukan
keempat abung reaksi tersebut pada air yang dipanaskan
10. Amati
perubahan 10 menit sekali, pada tabung reaksi A B C dan D
E.
Landasan
Teori
Respirasi anerob merupakan proses pernafasan yang tidak
menggunakan O2 yang tersedia di dalam udara. Respirasi anaerob juga
sering disebut dengan fermentasi, meskipun tidak semua fermentasi itu anaerob.
Tujuan fermentasi sama saja dengan tujuan respirasi, yaitu untuk memperoleh
energi. Energi yang didapatkan dengan jalan fermentasi jauh kurangnya daripada
energi yang diperoleh dengan pernafasan biasa.
Fermentasi yang banyak digunakan yaitu peragian alkohol atau
alkoholisasi. Meskipun pembuatan minuman keras itu telah dikenal sejak
permulaan sejarah manusia, namun baru di dalam abad 19 diketahui orang, bawha
alkohol yang timbul itu disebabkan oleh mikroorganisme bersel satu yang disebut
ragi (Saccharomyces). Peristiwa ini ditemukan oleh Pasteur (1857),
kemudian oleh Buchner (1896) yang dibuktikan bahwa alkoholisasi itu tudak mutlak
dilakukan oleh sel-sel ragi yang masih hidup. Ternyata sel-sel yang sudah
dimatikan dengan digilas pun dapat melangsungkan peristiwa tersebut. Akhirnya
jelaslah, bahwa sel-sel ragi itu mengandung zat-zat yang menyelenggarakan
alkoholisasi tersebut, dan zat-zat itu sekarang kita sebut dengan zimase.
Sel-sel ragi itu merupakan suatu contoh mikroorganisme yang
mendapatkan energi yang dibutuhkannya dengan respirasi anaerob. Adapun substrat
yang terbongkar berupa heksosa pula, akan tetapi heksosa ini tidak terurai
selengkapnya menjadi H2O dan CO2. Persamaannya biasa
dituliskan sebagai berikut :
Ragi
Kecuali
glukosa, juga fruktosa, galaktosa, dan manosa dapat langsung dialkoholisasikan
oleh sel-sel ragi, bahkan disakarida seperti maltosa dan sukrosa dapat juga
disubstrat dan substrat ini kemudian di ubah dahulu menjadi monosakarida oleh
enzim-enzim maltase dan sukrase, enzim-enzim ini juga dimiliki oleh sel-sel
ragi.
Dari
persamaan reaksi seperti di atas, bahwa O2 tidak diperlukan, juga di
dalam proses ini hanya ada pengubahan zat organik yang satu menjadi zat organik
yang lain (gula menjadi alkohol), dimana pada hakekatnya hanya ada pergeseran
tempat-tempat antara molekul glukosa dan molekul alkohol. Oleh karena itu, maka
respirasi semacam ini dapat juga disebut respirasi intra-molekul,
mengingat bahwa perubahan semacam ini hanya terdapat di dalam molekul saja.
Respirasi
pada sel tumbuhan dapat berlangsung secara aerob dan anaerob. Tahapan respirasi
sel ini dimulai dengan glikolisis. Glikolisis dapat berfungsi baik tanpa
oksigen. Tahap glikolisis dapat menghasilkan asam piruvat. Walaupun glikolisis
dapat berfungsi baik tanpa oksigen, oksidasi piruvat dan NADH oleh mitokondria
memerlukan oksigen. Jika keberadaan oksigen terbatas, NADH dan piruvat mulai
terakumulasi. Di bawah kondisi ini, sel tumbuhan mengalami fermentasi
(respirasi anaerob), membentuk etanol atau asam laktat.
Dua reaksi
penting di atas, terdiri atas dekarboksilasi asam piruvat membentuk
asetaldehid, kemudian reduksi asetaldehid oleh NADH membentuk etanol. Reaksi
ini dikatalisasi oleh asam piruvat dekarboksilase dan alkohol dehidrogenase.
Beberapa sel mempunyai asam laktat dehidrogenase yang menggunakan NADH untuk
mereduksi asam piruvat menjadi asam laktat. Etanol atau asam laktat merupakan
produk fermentasi,tergantung pada aktivitas enzim yang ada.
Ragi (Saccharomyces
sp.) mempunyai enzim fermentasi yang menghasilkan CO2 dan
etanol. Aktivitas enzim fermentasi dapat bekerja optimal pada temperatur 38o
C. Jumlah ragi yang digunakan juga sangat mempengaruhi jumlah CO2
dan etanol yang dihasilkan. Salah satu
metode yang digunakan untuk mengetahui proses fermentasi pada ragi yaitu dengan
alat tabung fermentasi. Tabung fermentasi dapat mengukur jumlah CO2
yang dihasilkan secara tidak langsung. Jumlah ragi maksimal yang digunakan
untuk pengamatan ini adalah 1 %. Sebelum dimasukkan ke dalam tabung fermentasi,
larutan ragi harus dipanaskan dahulu pada temperatur tertentu sesuai dengan
percobaan yang diinginkan. Setelah larutan ragi dimasukkan ke dalam tabung
fermentasi, baru diamati tinggi CO2 yang terbentuk pada tabung
tersebut.
Praktikum ini membahas tentang proses respirasi,
dengan melihat kadar oksigen yang dikeluarkan oleh suatu zat. Dalam hal ini zat
yang kami gunakan adalah ragi hasil fermentasi yang di dalamnya terdapat
mikroorganisme yaitu mikroba.
Ragi yang sudah difermentasi tersebut dimasukkan ke
dalam 4 tabung yang sudah diberi label dengan mendapat perlakuan yang
berbeda-beda, dan dibantu juga oleh larutan methilen blue dan amilum. Tabung
yang pertama adalah ragi yang dipanaskan kemudian ditutup oleh alumunium foil;
tabung kedua adalah ragi yang dipanaskan tetapi tidak ditutup oleh alumunium
foil; tabung ketiga adalah ragi yang tidak dipanaskan tetapi ditutup oleh
alumunium foil dan tabung yang keempat berisi ragi yang tidak dipanaskan dan
tidak ditutup oleh alumunium foil.
Keempat tabung yang sudah diberikan perlakuan yang berbeda-beda
tersebut kemudian dimasukan ke dalam air dengan volume 200 ml pada suhu 40o
C. Praktikum ini dilakukan selama 40 menit dengan selang waktu setiap 10 menit.
Dan hasilnya adalah setiap tabung memperlihatkan reaksi yang berbeda-beda.
- Tabung A tidak ada oksigen yang dikeluarkan dan terlihat ada endapan. Hal ini diakibatkan karena ragi sebelumnya dipanaskan sehingga mikroba yang ada pada tabung mengalami denaturasi dan mati.
- Tabung B tidak ada oksigen yang dikeluarkan seperti pada tabung A. Meskipun tidak ditutupi alumunium foil, tapi tetap saja tabung B sudah dipanaskan terlebih dahulu sehingga mikroba mati dan tidak melakukan proses respirasi lagi.
- Tabung C terlihat ada oksigen tapi tidak terlalu banyak. Hal ini diakibatkan karena tabung C ditutup oleh alumunium foil sehingga respirasi yang dilakukan adalah respirasi anareob yaitu pertukaran gas yang tidak menggunakan oksigen.
- Tabung D terlihat banyak oksigen yang banyak dibandingkan dengan tabung C. Hal ini disebabkan karena pada tabung D tidak ditutp alumunium foil dan tidak dipanaskan sehingga termasuk respirasi aerob.
Pernafasan anaerob seringkali
disebut juga sebagai fermentasi, meskipun tidak semua fermentasi itu anaerob. Respirasi
anaerob berarti respirasi dengan kadar oksigen yang kurang atau tidak dan
dihasilkan senyawa selain karbodioksida seperti alkohol, asetildehida atau asam
asetat dengan sedikit energi. Respirasi
anaerob bertujuan untuk memperoleh energi tanpa menggunakan oksigen. Pada
praktikum kali ini, substrat yang digunakan adalah larutan sukrosa. Digunakan
sel-sel ragi yang merupakan contoh mikroorganisme yang mendapatkan energi yang
dibutuhkannya dengan respirasi anaerob. Ragi memiliki enzim fermentasi yang menghasilkan
CO2 dan etanol. Adapun persamaaannya biasa dituliskan sebagai
berikut :
Ragi
Adapun indikator terjadinya proses
respirasi anaerob pada praktikum kali ini adalah terbentuknya
gelembung-gelembung udara yaitu CO2 dan perubahan tinggi CO2 yang
terbentuk pada tabung fermentasi. Dapat dikatakan, tabung fermentasi dapat
mengukur jumlah CO2 secara tidak langsung.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan referensi yang ada, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Laju
respirasi anaerob ragi melalui pembentukan CO2 dipengaruhi oleh
temperatur, durasi pemanasan, konsentrasi ragi dan konsentrasi substrat
2. Ragi
yang tidak dipanaskan dan tidak ditutup oleh alumunium foil mengalami proses respirasi
yang sangat cepat.
Daftar
Pustaka
Anonim. [online] : "http://id.wikipedia.org/wiki/respirasi
anaerob". Tgl 25 April 2009.
Tim fisiologi tumbuhan. 2009. Penuntun
Praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA
UPI.
Baligar,
V. C. and R. R. Duncan. 1990. Crops as Enhancers of respiration anaerob.
Academic Press, Inc. Toronto. 574p.
Chen,
Y., J. S. Smagula, W. Litten and S. Dunham. 1998. Respiration anaerob. J.
Amer. Soc. Hort. Sci. 123(4):524-531
LAMPIRAN
1. FOTO LAMPIRAN DOWNLOAD