English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 29 Januari 2015

Sistem Peredaran Darah Pada Kecebong

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA KECEBONG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum
Fisiologi Hewan yang diampu oleh Ibu Siti Nurkamilah, S.Pd
Disusun oleh :

1.
Wajih Lukmanul Hakim
12541038
2.
Ridwan Abdussalam
12541055
3.
Fuji Nurlela Agustin
12541060
4.
Agnes Septiani
12542001
5.
Nurul Hidayah
12542002
6.
Eka Sumpena
12542011

Kelas 3-B






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)  GARUT
Jalan Pahlawan No.32 Telp (0262)233556
Tarogong- Garut

       2015



I.              Tujuan
Untuk mengetahui sistem peredaran darah pada kecebong
II.           Landasan Teori
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Sistem transportasi pada katak terdiri dari darah dan alat peredaran darah. Darah terdiri dari bagian yang cair (plasma darah) dan sel-sel darah. Alat peredaran darah katak terdiri dari jantung, pembuluh nadi, kapiler, pembuluh balik.
Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. selanjuntnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dank e otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.
Pada masa larva (berudu/kecebong), sistem peredaran transportasinya menyerupai sistem transportasi pada ikan. Setelah mengalami metamorfosis menjadi katak, sistem transformasinya mengalami perubahan yang sesuai dengan kehidupan di lingkungan darat. Sistem peredaran darah kecebong merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran.
Pada sistem peredaran darah tunggal darah melalui jantung hanya satu kali peredaran. Darah dari seluruh tubuh yang mengandung karbon dioksida mengalir ke sinus venosus, kemudian masuk ke atrium. Sinus venosus adalah ruang atau rongga jantung yang terletak diantara ventrikel dan atrium. Pada saat jantung mengendur, darah mengalir melalui klep, masuk kedalam ventrikel. Dari ventrikel darah diteruskan ke konus ateriosus, kemudian menumju aorta ventralis dan dilanjutkan ke insang. Di Insang, aorta bercabang-cabang menjadi kapiler-kapiler (Pembuluh-pembuluh kecil). Kapiler-kapiler insang melepaskan karbon dioksiada dan mengambil oksigen dari air. Dari kapiler-kapiler insang, darah mengalir ke aorta dorsalis yang bercabang-cabang.
Dari cabang-cabang aorta dorsalis ini darah mendistribusikan ke kapiler-kapiler seluruh bagian tubuh. Selain darah juga mengambil kabron dioksida untuk dibawa kembali ke jantung melalaui vena kava dan sinus venosus (Anonim b,2010).

III.        Alat dan Bahan
Bahan
-   Kecebong
-   Alkohol 75%
-    Kapas
Alat
-   Mikroskop
-   Beker glas
-   Kaca Ojek
-   Pipet

IV.        Prosedur Kerja
1.    Masukan kapas yang sudah diberi alkohol 75% pada beker glas.
2.    Bius kecebong dengan kapas yang sudah diberi alkohol.
3.    Mengambil 1 ekor kecebong dan melakukan pengamatan pada bagian ekor di bawah mikroskop.
4.    Setelah mengadakan pengamatan dan terlihat sistem peredarannya, melakukan langkah selanjutnya, yaitu :
a.    Melakukan dokumentasi
b.    Membedakan aliran darah di dalam arteri dan vena

V.           Hasil


Pembahasan
Amfibia (Amphibia) merupakan  hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua tempat yaitu di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya (berudu) hidup di air atau tempat basah bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa (katak dewasa), yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru. Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh. Sistem transportasi pada katak terdiri dari:
a.       Darah
·         Plasma darah
Komponen utama dari plasma darah adalah air yang didalamnya terlarut protein dan garam-garam mineral.
·         Sel-sel darah
1. Sel darah merah (eritrosit), ciri-ciri eritrosit adalah:
-          Selnya berinti.
-          Berbentuk bulat panjang.
-          Pipih.
-          Mengandung hemoglobin yang berguna dalam transportasi O2.
2. Sel darah putih (leukosit), ciri-ciri leukosit adalah:
-          Selnya tidak berwarna (bening).
-          Memiliki inti sel.
-          Dapat bergerak bebas secara ameboid.
b.      Alat peredaran darah:
·         Jantung
·         Pembuluh nadi
·         Kapiler
·         Pembuluh balik
Jantung Katak
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel yang berdinding tebal dan letaknya disebelah pasterior. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium. Klep bicuspidalis antara atrium kiri dengan ventrikel kiri, sedangkan tricuspidalis antara atrium
kanan dengan ventrikel kanan. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung.Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulatyang keluar dari bagian dasa ranterior bili

Pembuluh Nadi
Pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus) yang keluar dari ventrkel kanan bercabang-cabang menjadi dua aorta,tiap aorta membelok ke kiri dan ke kanan. Pada tiap-tiap pangkal arteri yang bercabang Sebagai berikut:
a. Arteri karotis yang mengalirkan darah ke kepala
b. Arteri pulmokutaneus yang bercabang dua; cabang yang menuju keparu-paru disebut arteri pulmonalis, dan yang menuju kekulit disebut arteri kutanea
Pembuluh balik
Pada katak terdapat 3 macam sistem vena yaitu:
·                Sistem vena kava yang terdiri dari vena kava yang berasal dari tungkai depan dan kepala dan vena kava yang berasal dari alat tubuh bagian belakang.
·                Sistem vena pulmo kutaneus yaitu vena dari paru-paru dan juga kulit yang mengangkut darah.
·                Sistem vena porta yaitu vena yang berasal dari organ tubuh sebelum kembali ke jantung tetapi mampir dulu ke organ lain. Misalnya adalah vena yang meninggalkan usus tetapi mampir dulu ke hati yang dinamakan dengan vena hepatis, vena dari alat-alat tungkai belakang dan ekor yang mampir ke ginjal dahulu yang disebut dengan vena porta renalis.

Mekanisme Peredaran Darah pada Katak
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat.  Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil.  Selanjuntnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.
Darah dari paru-paru dan kulit kembali ke atrium kiri, sementara darah dari tubuh masuk ke atrium lain. Sebuah faktor yang menarik dalam katak adalah bahwa kulit juga berperan dalam pertukaran gas. Jadi, atrium kiri menerima darah yang mengandung oksigen, sedangkan yang kanan terdeoksigenasi menerima darah. Dari sana, darah dilewatkan ke dalam ventrikel tunggal. Darah dari ventrikel dipompa ke aorta bercabang. Untuk lebih spesifik, darah dari atrium kiri dikirim ke kepala dan otak melalui arteri karotis. Darah ini relatif murni dan oksigen. Arteri yang coeliacomesenteric perpecahan ke celiac arteri, yang membawa darah ke lambung dan pankreas, dan mesenterika arteri, yang membawa darah ke usus dan limpa. Iliaka arteri mengirim darah ke kaki. Terdeoksigenasi darah dari atrium kanan dikirim ke kulit dan paru-paru menjadi oksigen melalui pulmocutaneous arteri. Meskipun darah yang melewati lengkungan aorta akan dicampur, itu masih cukup untuk memasok oksigen ke seluruh tubuh. Kava posterior mendapat darah dari ginjal, hati dan organ reproduksi. Terdeoksigenasi darah dari tungkai belakang mengalir ke pembuluh darah panggul. Vena abdomen ventral terdeoksigenasi mendapat darah dari dinding tubuh dan kandung kemih.
Pada masa larva (berudu/kecebong), sistem peredaran transportasinya menyerupai sistem transportasi pada ikan. Setelah mengalami metamorfosis menjadi katak, sistem transformasinya mengalami perubahan yang sesuai dengan kehidupan di lingkungan darat. Sistem peredaran darah kecebong merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran. Jantung pada berudu terbagi menjadi dua ruangan. Yaitu satu serambi dan satu bilik. Seluruh darah yang masuk ke jantung melalui vena mempunyai kadar O2 yang rendah dan CO2 yang tinggi. Darah tersebut disebut darah vena. Otot bilik akan memompa darah keluar dari jantung lewat arteri menuju kapiler di dalam insang. Daerah insang merupakan tempat terjadinya pertukaran gas, CO2 dibebaskan dan O2 diikat. Darah yang kaya O2 disebut darah arteri. Darah arteri kemudian mengalir menuju ke kapiler sistemik, yaitu kapiler yang menyebar ke seluruh tubuh. Darah dari sel-sel tubuh dikumpulkan ke vena. Seiring dengan waktu, darah yang miskin O2 masuk ke dalam vena dan dibawa kembali ke jantung. Sistem sirkulasinya yang serupa ikan berupa system peredaran darah tertutup atau peredaran darah tunggal. Pada sisitem peredaran darah tunggal darah melalui jantung hanya satu kali peredaran. Darah dari seluruh tubuh yang mengandung karbon dioksida mengalir ke sinus venosus, kemudian masuk ke atrium. Sinus venosus adalah ruang atau rongga jantung yang terletak diantara ventrikel dan atrium. Pada saat jantung mengendur, darah mengalir melalui klep, masuk kedalam ventrikel. Dari ventrikel darah diteruskan ke konus ateriosus, kemudian menumju aorta ventralis dan dilanjutkan ke insang. Di Insang, aorta bercabang-cabang menjadi kapiler-kapiler (Pembuluh-pembuluh kecil). Kapiler-kapiler insang melepaskan karbon dioksiada dan mengambil oksigen dari air. Dari kapiler-kapiler insang, darah mengalir ke aorta dorsalis yang bercabang-cabang. Dari cabang-cabang aorta dorsalis ini darah mendistribusikan ke kapiler-kapiler seluruh bagian tubuh. Selain darah juga mengambil kabron dioksida untuk dibawa kembali ke jantung melalaui vena kava dan sinus venosus.
Pada percobaan yang kami lakukan untuk mengamati sistem peredaran darah pada katak dengan cara mengamati sistem peredaran berudu atau kecebong. Sistem peredaran darah pada katak yaitu dimulai dari darah vena dari seluruh tubuh mengalr masuk kesinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan darah mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa menuju arteri pulmonalis, paru-paru, vena pulmonalis, atrium kiri. Selain peredaran darah paru-paru pada katak juga terdapat peredaran darah sistemik yang lintasannya adalah dimulai dari ventrikel, conus anteriosu, aorta ventralis menuju keseluruh tubuh, sinus venosus dan menuju atrium kanan.
Pengamatan aliran darah pada katak dipelajari melalui aliran darah pada ekor kecebong setelah ekor kecebong yang diamati dibawah mikroskop terlihat pembuluh darah pada ekor kcebong yang nampak transparan dengan aliran darah tersebut. Kemudian darah dari arteri ini mengalir agak lambat kecabang-cabang arteri yang disebut arteriol. Darah dari arteriol tersebut akan terus mengalir kekapiler dan menuju kebagian ekor, dari pembuluh kapiler ini darah mengalir agak lambat menuju venula,darah akan terus mengalir ke pembuluh vena dan mengalir cepat ke arah kepala. Pembuluh arteri dan vena menglirkan darah lebih cepat daripada pembuluh arterior,venula dan kapiler karena ukuran pembuluh darah arteri dan vena tersebut lebih besar dari ukuran pembuluh arterior, vena dan kapiler sehingga darah mengalir lebih cepat.

I.              Simpulan
1)      Perbedaan kecepatan aliran darah ini disebabkan oleh ukuran pembuluh darah.
2)      Pembuluh yang aliran darahnya paling cepat adalah arteri, yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari kepala keekor kecebong.
3)      Pembuluh yang aliran darahnya lambat adalah vena, yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari ekor ke kepala.
4)      Pembuluh yang menghubungkan antara arteri dan vena adalah pembuluh kapiler, aliran darah pada pembuluh darah arteri dan vena lebih cepat daripada aliran darah pada venula, arteriol, kapiler.

VII.  Daftar Pustaka
Anonim.2010.Aliran Darah Kecebong. http://dsyoghi.wordpress.com/
Anonim. 2009. Sistem Sirkulasi pada Amfibia. http://biologicrew.blogspot.com/
 Okta. 2010. Sistem Peredaran Darah. http://klikbelajar.com/author/octa/
SAPUTRA, ANDIKA. 2010. Aliran Darah. http://bhimashraf.blogspot.com/ 

Pernafasan Pada Serangga Menggunakan Respirometer Sederhana

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

RESPIROMETER

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum
Fisiologi Hewan yang diampu oleh Ibu Siti Nurkamilah, S.Pd
Disusun oleh :

1.
Wajih Lukmanul Hakim
12541038
2.
Ridwan Abdussalam
12541055
3.
Fuji Nurlela Agustin
12541060
4.
Agnes Septiani
12542001
5.
Nurul Hidayah
12542002
6.
Eka Sumpena
12542011

Kelas 3-B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)  GARUT
Jalan Pahlawan No.32 Telp (0262)233556
Tarogong- Garut

       2015




A.      Judul Alat
Judul alat pada praktikum teknik laboratorium ini adalah respirometer sedarhana.

B.       Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum teknik laboratorium ini adalah sebagai berikut.
1.    Mempelajari pernapasan serangga (jangkrik)
2.    Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada serangga ( jangkrik) pada saat bernapas.
3.    Mengamati dan mempelajari proses inspirasi yan terjadi pada serangga (jangkrik).

C.                Teori Dasar
1.    Percobaan yang dilakukan
Pada insekta dan beberapa anthropoda lainnya seperti chilliopoda. Diplopoda, dan beberapa laba-laba mempunyai sistem pernapasan yang disebut sistem trakea. Sistem pernapasan ini berupa saluran yang langsung menuju ke jaringan. Udara masuk ke dalam tubuh melalui kurang lebih 20 lubang kecil yang ada disepanjang permukaan tubuh dan organ tersebut biasa disebut dengan spirakel.
Bagi insekta berukuran kecil, proses difusi oksigen melalui sistem trakea sudah dapat membawa oksigen sehingga dapat mencukupi bagi proses pernapasan seluler. Akan tetapi, insekta yang besar, masuknya udara ke dalam spirakel secara aktif dibantu oleh pergerakan tubuh yang juga menggerakkan secara ritmik tabung trakea.
Proses pernapasan insekta diawali dengan masukknya oksigen melalui spirakel dan diteruskan kedalam tabung trakea kemudian melalui trakeola (cabang trakea) menuju ke jaringan. Pada mekanisme ini, oksigen menuju jaringan tidak dibawa oleh darah. Hal ini, karena darah tidak mengandung hemoglobin, tetapi hanya mengandung cairan ekstraseluler yang disebut dengan cairan hemolimfe.
Oleh karena itu, untuk lebih memahami lebih jauh tentang sistem pernapasan pada serangga maka kami mengadakan percobaan ini.
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak dan pertumbuhan.
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh.
1.         Eosin merupakan cairan berwarna merah yang biasanya dipakai untuk eksperimen biologi  mengenai "Kecepatan Laju O2 yang dibutuhkan serangga daumbuhan". Dalam penggunaanya, eosin dimasukkan ke dalam pipa  respirometer, agar dapat melihat kecepatan laju oksigennya, untuk mengetes kecepatan pernapasan serangga atau tumbuhan pada saat dimasukkan ke dalam tabung yang udaranya terbatas.
2.         Respirometer sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme hidup seperti serangga, bunga, akar, kecambah yang segar
Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 → K2CO3 + H2O

2.      Komponen alat



Respirometer sederhana adalah alat praktikum yang digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan hewan kecil atau bagian tumbuhan (akar, kuncup bunga, atau kecambah besar). Biasanya respirometer sederhana digunakan dalam praktikum respirasi.


Respirasi sederhana terdiri dari dua bagian, yaitu :
a.         Tabung spesimen yang terbuat dari kaca dengan volum 8 cm. Fungsi dari tabung spesimen yaitu untuk tempat hewan/tumbuhan percobaan.
b.         Pipa kapiler berskala yang dikalibrasi teliti hingga 0,01 ml. Nah salah satu ujung dari pipa kapiler sesuai untuk menutup tabung spesimen.
Tabung spesimen dan pipa kapiler berskala dapat dihubungkan/disatukan dengan erat sehingga kedap udara, dan dipasang pada bantalan dari logam atau plastik. Karena keduanya terbuat dari kaca maka ketika menghubungkan harus diolesi vaselin agar tidak pecah dan mudah dilepas kembali.

1.      Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum teknik laboratorium ini adalah sebagai berikut.
1)      Respirometer sederhana
2)      Pipet tetes
3)      Gelas kimia
4)      1 ekor jangkrik berukuran kecil
5)      1 ekor jangkrik berukuran besar3
6)      Kristal KOH
7)      Metilen Blue
8)      Vaselin
9)      Tissue
10)  Aquades

A.           Cara Kerja
Cara menggunakan respirometer sederhana adalah sebagai berikut.
1.        Persiapkan spesimen pada percobaan respirometer sederhana. Untuk spesimen hewan kecil harus yang masih lincah.
2.        Tabung spesimen dipisahkan dari pipa kapiler berskala. Masukkan 10 kristal KOH ke dalam tabung spesimen yang fungsinya untuk mengikat CO2, setelah itu ditutup dengan selapis kapas agar spesimen yang akan dimasukkan tidak bersentuhan dengan KOH.
3.        Spesimen dimasukkan ke dalam tabung, kemudian tabung spesimen ditutup rapat dengan pipa kapiler berskala. Untuk mencegah terjadinya kebocoran pada sambungan antara tabung spesime dengan pipa kapiler berskala diberi vaselin.
4.        Tutup ujung pipa kapiler dengan ujung jari selama 2-3 menit. Segera setelah ujung jari dilepas gunakan pipet tetes atau siring injeksi untuk menutup ujung pipa kapiler dengan cairan berwarna (Methylen blue).
5.        Perhatikan perubahan kedudukan cairan berwarna selang waktu tertentu, misalnya 5 menit sekali. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
6.        Berdasarkan data hasil pengamatan, dapat dihitung penggunaan oksigen oleh spesimen dalam ml/gram/menit.
7.        Setelah selesai digunakan, respirometer dilepaskan dari bantalannya. Tabung spesimen dipisahkan dari pipa kapiler, keduanya dicuci bersih dan dikeringkan.

B.                 Data Pengamatan
Adapun data hasil pengamatan adalah sebagai berikut.



Dari table di atas dapat diketahui bahwa laju respirasi yang lebih cepat terjadi pada jangkrik 2 yaitu jangkrik yang berukuran besar. Karena semakin besar ukuran dan bobot tubuh suatu hewan maka akan semakin besar pula kebutuhan respirasi di dalam tubuhnya.

Penjelasannya adalah saat jangkrik belum dimasukkan ke dalam tabung respirometer, keadaan jangkrik masih normal (segar). Disaat menit pertama pernafasan jangkrik masih stabil,  Di menit berikutnya pernafasan jangkrik masih tetap stabil walaupun sudah sedikit berkurang kecepatannya. Semakin lama pernafasan jangkrik mulai melemah, namun jangkrik masih tetap bertahan. Dan di menit ke 5, eosin berhenti dan jangkrik tidak bergerak. Setelah tabung respirometer dibuka jangkrik tak sadarkan diri (pingsan).
Pernafasan jangkrik dari menit ke menit cenderung naik secara konstan. Penambahan KOH pada percobaan ini dimaksudkan untuk menyerap CO2  yang dihembuskan oleh hewan atau tumbuhan yang berada di dalam respirometer.
Sedangkan penambahan methylene blue dimaksudkan untuk mengetahui laju volume respirasi pada jangkrik. Semua makhluk hidup memerlukan oksigen untuk melakukan respirasi karena oksigen dapat membantu perombakan bahan makananan dalam tubuh sehingga diperoleh energi dan sisa pembakaran berupa karbondioksida. Terbukti dengan percobaan jangkrik dengan respirometer yang membuat jangkrik lemas setelah lama tidak mendapatkan oksigen.

A.                Perhitungan
Perhitungan pada laju respirasi jangkrik adalah sebagai berikut.
1)      Jangkrik 1 (berukuran kecil)
Laju rata-rata =
                                        =  = 0,006 ml/m
2)      Jangkrik 2 (berukuran besar)
Laju rata-rata =
                                        =  = 0,012 ml/m
Jadi, laju rata-rata yang lebih besar terjadi pada jangkrik 2 yang berukuran besar yaitu sebesar 0,012 ml/m.

B.                 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan, kami menyimpulkan :
1.      Bagi insekta berukuran kecil, proses difusi oksigen melalui sistem trakea sudah dapat membawa oksigen sehingga dapat mencukupi bagi proses pernapasan seluler. Akan tetapi, insekta yang besar, masuknya udara ke dalam spirakel secara aktif dibantu oleh pergerakan tubuh yang juga menggerakkan secara ritmik tabung trakea.
2.      Faktor yang mempengaruhi besarnya laju respirasi dapat dilihat dari berat tubuh jangkrik/insekta lain yang diamati.
3.      Proses pernapasan insekta diawali dengan masukknya oksigen melalui spirakel dan diteruskan kedalam tabung trakea kemudian melalui trakeola (cabang trakea) menuju ke jaringan. Pada mekanisme ini, oksigen menuju jaringan tidak dibawa oleh darah. Hal ini, karena darah tidak mengandung hemoglobin, tetapi hanya mengandung cairan ekstraseluler yang disebut dengan cairan hemolimfe.

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Esis.

EVALUASI
1. Apa fungsi KOH/NaOH dalam percobaan?
Jawab : KOH atau NaOH digunakan untuk menyerap CO2  yang dihembuskan oleh hewan atau tumbuhan yang berada di dalam respirometer.

2.      Faktor apakah yang menyebabkna eosin dalam pipa berskala itu bergerak?
Jawab : Eosin bergerak ke arah tabung spesimen (ke dalam) karena adanya penyusutan volum udara dalam tabung tertutup tersebut. Oksigen dihirup oleh jangkrik, kemudian karbon dioksida dikeluarkan namun diserap oleh NaOH. Begitu terus menerus sehingga udara dalam tabung berkurang dan eosin bergerak ke dalam.

3.      Bagaimana mekanisme pernafasan serangga?
Proses pernapasan insekta diawali dengan masukknya oksigen melalui spirakel dan diteruskan kedalam tabung trakea kemudian melalui trakeola (cabang trakea) menuju ke jaringan. Pada mekanisme ini, oksigen menuju jaringan tidak dibawa oleh darah. Hal ini, karena darah tidak mengandung hemoglobin, tetapi hanya mengandung cairan ekstraseluler yang disebut dengan cairan hemolimfe.

4.      Berapakah kelajuan rata-rata serangga yang berukuran besar?
Jangkrik 2 (berukuran besar)
Laju rata-rata =
                                        =  = 0,012 ml/m
Jadi, laju rata-rata yang lebih besar terjadi pada jangkrik 2 yang berukuran besar yaitu sebesar 0,012 ml/m.

5.      Apa fungsi penambahan methylene blue pada respirometer sederhana?
Penambahan methylene blue dimaksudkan untuk mengetahui laju volume respirasi pada jangkrik.

perhatian

1. beri komentar dengan sopan dan berkelakuan baik

2. tidak spam, tidak barang rombengan, tidak sampah

3. gunakan kata kata objektif dan mudah dimengerti

4. jangan lupa like halaman facebooknya

5.jangan lupa mampir lagi

terima kasih telah mengosongkan waktu untuk melihat artikel diblog ini. semoga apa yang dipostingkan disini dapat berguna bagi kita semuanya.

Flag Counter
  •  
    Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan